Ini cerita yang
sejujurnya paling super duper memalukan dalam hidup aku. Berhubungan dengan
binatang. Di bagian ini aku akan cerita kan kejadian terkonyol yang berhubungan
dengan ayam, cicak, yuyu (kepiting kali) , capung dan laba – laba yang hampir menyerupai
tarantula.
Cerita pertama datang
dari :
AYAM
Aku terbiasa saat
lebaran pulang kampong alias mudik. Cerita ini saat aku masih kecil ya, masih
sekolah dasar kelas dua. Rumah nenek ku yang ku panggil Mbah banyak memiliki
peliharaan. Dari ayam , bebek, dan sapi. Ada kandang sapi di samping dapur dan
ayam yang sarangnya ada di samping pintu dapur. Saat mbah ku menyuruh ku untuk
mengambilkan endog yang bahasa Indonesia nya telur dengan gagahnya aku
mengambilkannya. Aku sebenernya nggak bisa bahasa Jawa tapi aku paham Mbah ku
menyuruh ku mengambilkan telur di dekat pintu dapur. Mbah ku nggak memperjelas
di bagian mana nya, dan dengan percaya dirinya aku mengmbil telur di sarang
ayam yang sedang mengeram. Langsung, deh… tangan ku di patok – patok ayam sambil
ayam nya teriak – teriak begini..
bekokkkk…bekookkkk…kokokokkkkk….bekokkk….
di tambah teriakan aku
aduh….. sakit…aduoh….sakit…….
Terus baru deh datang
bala bantuan Mbah dan Mama ku datang dan mengusir induk ayam dengan sapu sambil
menertawai ku. Kata mbah ku tadi belum sempet bilang telurnya ada di lemari
samping pintu dapur.. aku pikir yang masih di eremin…
Cerita ke dua :
YUYU
Ceritanya masih
tempatnya di kampong di rumah Mbah ku. Tapi aku udah agak besar ya sekitar SMP
tapi lupa kelas berapanya. Ni..jadi begini, rumah Mbah ku itu masih di kampong
banget. Kalo yang cerita ayam tadi masih tinggal di rumah lama. Kalo sekarang
di rumah yang baru. Dapurnya berdiri di atas kali dan tepat di belakang rumah
ada kali yang besar dengan batu – batu yang bwesar buanget segede rumah ada
juga.
Nah, waktu itu aku dan
sepupu ku berniat main mancing – mancingan. Dengan umpan ikan tongkol dan tali
kami mancing di kali bawah dapur. Kalinya jernih nggak kaya kali – kali di
Bekasi. Aku Cuma penyemangat aja, cz aku nggak bisa. Terus sepupu ku itu dapat
yuyu. Yuyu adalah sebutan untuk kepiting kecil di kali atau sungai. Yuyu nya
ada yang besar setengah telapak tangan ada juga yang hanya sebesar ibu jari.
Setelah dapat banyak di
tempatkan di ember. Sepupu ku mengajak uji coba dengan membakar beberapa yuyu
tersebut untuk di masak. Karena rumah Mbah ku masih memasak memakai kayu bakar
jadi mudah kami membakarnya dengan menyelipkan yuyu tersebut di sela – sela api
tungku. Nggak lama kami memasaknya dengan cara di bakar, setelah itu. Sepupuku
menyuruh ku untuk mencobanya. Awalnya aku tidak mau, tapi karena aku fikir
rasanya akan sama dengan kepiting yang biasanya aku makan. Akhirnya aku yang
memulai mencobanya duluan. Seketika itu aku langsung muntah – muntah… dan
menangis.. karena rasanya kaya danging kepiting busuk dan bau. Semenjak itu aku
nggak suka kepiting!
Cerita ke tiga :
CAPUNG
Ini cerita waktu aku
masih kecil. Aku sejujurnya juga sudah lupa karena udah hampir delapan belas
tahun. Waktu itu aku baru berumur dua tahunan. Aku tinggal di perumahan BTN,
dulu rumah – rumah masih pada baru di bangun.
Menurut cerita dari
mama ku, waktu itu siang hari dan seperti biasanya mama ku beres – beres rumah.
Aku anteng sekali di depan jendela rumah sambil memandangi keluar karena masih
banyak kambing yang sedang makanin pohon – pohon tetangga. Awalnya mama ku
fikir aku sedang melihat kambing makan tetapi perkiraan mama ku salah.
Ternyata aku malah yang
sedang menikmati makanan ku yang ku dapat sendiri. Aku memakan capung , katanya
yang tersisa hanya bagian kepala dan sayapnya saja. Terus mama ku buru – buru
memberi ku minum sambil bertanya di mana sisa capungnya. Dengan polosnya aku
hanya menjawab, “dah di emam” sambil membuka mulut ku….
Cerita ke empat :
LABA
– LABA
Ini ceritanya lagi –
lagi di kampung pas mudik. Rumah mbah ku belum di pasang plafon jadi kayu –
kayu penyangga genteng terlihat dari bawah. Waktu itu malam hari, di kamar itu
karena sedang liburan tidurnya satu kamar ramai – ramai. Di kamar depan
aku,mama,papa, dan adik ku. Di kamar sebelahnya ada bude ku, bu lek dan
anaknya, di ruang keluarga ada sepupu – sepupu ku yang laki – laki, dan di
kamar tengah ada mbah dan sepupuku yang paling kecil. Saat menjelang subuh saat
adzan subuh berkumandang aku teriak sekeras kerasnya karena ada laba – laba
yang besarnya se telapak tangan ku yang sedang menggrayangi wajah dan rambut
ku. Sontak, satu rumah ke bangun semua dan menuju kamar ku. Setelah lampu di
nyalakan terlihat se ekor laba – laba yang besar sedang pingsan karena di lempar
oleh orang tua ku…
Cerita ke lima :
Cicak
(tepatnya
Kotorannya Cicak)
Sebenarnya dan
sejujurnya ini adalah aib dan kejadian yang memalukan seumur hidup aku. Tapi
akan ku buka dengan seluas luasnya…
Karena masih rumah BTN
jadi belum di kramik masih plesteran yang di tutup alas karpet plastik tebal.
Aku masih ingat banget kejadian ini. Waktu itu sore hari sekitar jam tigaan.
Aku sambil mengendong boneka bayi ku aku makan donat dan bersandar di pintu
depan rumah. Karena mama ku sudah beres – beres rumah ya, udah nyapu dan
ngepel. Mama ku berkata “makannya jangan berantakan, udah beres – beres ni!”
Karena di geretak oleh
mama ku. Aku memakan donat itu secara perlahan. Tiba – tiba aku merasa ada
butiran coklat butir messes yang jatuh. Sontak aku mencarinya, dapatlah butiran
tersebut dengan cepat aku comot butiran yang kurasa coklat tersebut dan
langsung memasukkannya ke dalam mulut. Sontak… aku langsung ke kamar mandi
muntah – muntah dan mengelap lidah ku dengan baju dan boneka ku…
Yang ku rasa dalam
mulut adalah bau dan pahit. Ternyata aku baru saja merasakan nikmat nya tai
cicak bercampur donat… mama ku yang melihat tingkah laku aneh ku langsung
datang dan bertanya. “kenapa muntah – muntah?” aku menjawab dengan enek “habis
makan tai cicak!” sontak mama ku tertawa terbahak bahak sambil berkata
“enak??”lagian rakus!”….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar