Kamis, 29 September 2011

tugas softskill kewirausahawan 2


Pendahuluan
    
-    Latar Belakang Masalah   
                    Mengulas aspek tentang contoh atau cerita orang yang sukses berwirausaha dari awal sampai akhirnya mencapai dengan kesuksesan.
-    Tujuan Penulisan
                      Memaparkan secara detail tentang cerita orang sukses.
-    Metode Penelitian
     Jenis-Jenis Metode Penelitian :
              Studi Pustaka : Semua bahan diperoleh dari buku-buku atau jurnal dan media internet.
       BAB Il       ISI................... .....................................................................................
      BAB III      PENUTUP.............................................................................................
















BAB II
Isi
a.      Contoh atau cerita – cerita dari dua orang yang sukses akan ke wirausahaan yang sukses dan usahannya ?
A.
Purdi E. Chandra.

Pada akhir  tahun 1981, saya merasa tidak puas dengan pola kuliah yang membosankan. Saya nekad meninggalkan kehidupan kampus. Saat itu saya berpikir, bahwa gagal meraih gelar sarjana bukan berarti gagal dalam mengejar cita-cita lain. Kemudian pada tahun 1982 saya mulai merintis bisnis bimbingan tes Primagama, yang belakangan berubah menjadi Lembaga Bimbingan Belajar Primagama.
Bisnis tersebut saya jalankan dengan jatuh bangun. Dari awalnya yang sangat sepi peminat - hanya 2 orang - sampai akhirnya peminatnya membludak hingga Primagama dapat membuka cabang di ratusan kota di penjuru tanah air, dan menjadi lembaga bimbingan belajar terbesar di Indonesia.
Bukan suatu kebetulan jika pengusaha sukses identik dengan kenekatan mereka untuk berhenti sekolah atau kuliah. Seorang pengusaha sukses tidak ditentukan gelar sama sekali. Inilah yang dipercaya Purdi ketika baru membangun usahanya.
Kuliah di 4 jurusan yang berbeda, Psikologi, Elektro, Sastra Inggris dan Farmasi di Universitas Gajah Mada (UGM) dan IKIP Yogya membuktikan kecemerlangan otak Purdi. Hanya saja ia merasa tidak mendapatkan apa-apa dengan pola kuliah yang menurutnya membosankan. Ia yakin, gagal meraih gelar sarjana bukan berarti gagal meraih cita-cita. Purdi muda yang penuh cita–cita dan idealisme ini pun nekad meninggalkan bangku kuliah dan mulai serius untuk berbisnis.
Sejak saat itu Purdi mulai menajamkan intuisi bisnisnya. Dia melihat tingginya antusiasme siswa SMA yang ingin masuk perguruan tinggi negeri yang punya nama, seperti UGM. Ini merupakan peluang bisnis yang cukup potensial, bagaimana jika mereka dibantu untuk memecahkan soal-soal ujian masuk perguruan tinggi, pikirnya waktu itu. Purdi lalu mendapatkan ide untuk mendirikan bimbingan belajar yang diberi nama, Primagama.
“Saya mulai usaha sejak tahun 1982. Mungkin karena nggak selesai kuliah itu yang memotivasi saya menjadi pengusaha,” kisah Purdi. Lalu, dengan modal hasil melego motornya seharga 300 ribu rupiah, ia mendirikan Bimbel Primagama dengan menyewa tempat kecil dan disekat menjadi dua. Muridnya hanya 2 orang. Itu pun tetangga. Biaya les cuma 50 ribu untuk dua bulan. Kalau tidak ada les maka uangnya bisa dikembalikan.
Segala upaya dilakukan Purdi untuk membangun usahanya. Dua tahun setelah itu nama Primagama mulai dikenal. Muridnya bertambah banyak dan semakin banyak saja. Setelah sukses, banyak yang meniru nama Primagama. Purdi pun berinovasi untuk meningkatkan mutu lembaga pendidikannya ini. “Sebenarnya yang bikin Primagama maju itu setelah ada program jaminan diri,” ungkapnya soal rahasia sukses mengembangkan Bimbel Primagama. Dan berkat kerja keras selama ini Primagama masih menjadi market leader di bisnis bimbingan belajar dengan lebih dari 700 outlet di seluruh Indonesia.

B.
Mr.JOGER.
Orang kreatif adalah orang yang bisa memunculkan ide dan diterima orang lain dengan senang hati. Salah satunya adalah Joseph Theodorus Wulianadi alias Mr Joger, BAA, BSS (Bukan Apa-Apa dan Bukan Siapa-Siapa). Pemilik pabrik katakata Joger ini bahkan disebut sebagai orang kreatif yang mampu memunculkan ide gila, aneh, menipu semua orang tapi bagaimana yang ditipu tidak merasa ditipu, dan malah merasa senang.
Berawal dari itikad baik untuk menjadi manusia yang baik, minimal tidak menjadi parasit di negeri tercinta atau tidak menjadi pengangguran atau menjadi beban bagi orang lain adalah motivasi awal bagi Mr Joger untuk merintis usaha. ”Saya ini kan bukan ahli bahasa. Saya juga bukan orang pintar. Tapi tampaknya saya punya keyakinan yang cukup untuk mendukung keberanian saya mengemukakan niat-niat baik melalui karya-karya saya yang jelek-jelek. Tapi bukan salah saya kalau ternyata banyak masyarakat dalam maupun luar negeri yang jatuh hati dan secara rutin mau membeli produk-produk Joger yang jelek-jelek tapi
unik ini,” tegas Mr Joger. Bisnis bagi saya adalah bagaimana caranya “menipu” konsumen secara baik-baik, sehingga mereka merasa senang dan merasa tidak ditipu, dan datang lagi minta ditipu secara berkesinambungan.

Marketing yang andal adalah orang yang sudah bisa mempengaruhi jiwa konsumen. Bukan lagi hanya kantongnya, sehingga orang tersebut tidak bisa berbuat apa-apa. Kunci keberhasilan adalah kejujuran yang mengandung itikad baik. Dalam berusaha saya tidak selalu memikirkan untung. Keuntungan hanya membuat kita kaya secara meteri, namun tidak secara batin. Untuk apa kaya kalau tidak bahagia? Bukan berarti saya menganjurkan miskin. Akan lebih rugi bila sudah miskin tidak bahagia. Jadi tujuan hidup bukan miskin atau kaya, tapi bahagia.Yang disebut bahagia adalah orang yang bisa berkarya untuk diri sendiri dan bermanfaat untuk masyarakat. Kalau mau kaya, usahakan jangan sampai orang lain menjadi miskin karenanya. Saya mempunyai filosofi, “lebih baik sedikit tetapi cukup daripada banyak tetapi kurang.” Miskin di sini saya artikan adalah cukup. Kalau sudah merasa sudah cukup, untuk apa memikirkan banyak?
Dalam hidup saya memakai sistem kompromi. Separuh untuk nafkah separuh lagi untuk kehidupan. Karena mencari nafkah itu belum tentu hidup. Apabila sudah bisa menikmati hidup, barulah namanya
hidup. Hidup itu sebenarnya mudah karena Tuhan Maha Baik, Dia akan memberikan segala yang diminta hambanya. Manusia itu sering berbicara bahwa Tuhan Maha Tahu, tapi mereka sok. Tuhan Maha Kuasa tapi
kita sok kuasa akhirnya kita tidak mau rendah hati. Sebetulnya, kalau rendah hati, hidup ini jadi indah.
Selain mengelola Joger, saya juga sering menjadi pembicara di seminar-seminar.Saya sering mengungkapkan , kembangkanlah diri kalau mau percaya diri. Tapi sebelum mengembangkan diri, harustahu diri. Jadi intinya adalah tahu diri, setelah itu percaya diri. Bagaimana bisa berusaha, bila tidak percaya diri dan tidak bisa mengembangkan diri?























BAB III
Penutup
Jadi semua wirausahawan memulai bissnis nya dari nol dari susah payah lalu maju dan berkembang hingga sekarang.

tugas softskill kewirausahan 1


Pendahuluan
    
-    Latar Belakang Masalah   
                    Mengulas aspek tentang wirausaha.
-    Tujuan Penulisan
                      Memaparkan secara detail tentang apa wirausaha dilahirkan atau di didik atau dilatih.
-    Metode Penelitian
     Jenis-Jenis Metode Penelitian :
              Studi Pustaka : Semua bahan diperoleh dari buku-buku atau jurnal dan media internet.
       BAB Il       ISI................... .....................................................................................
      BAB III      PENUTUP.............................................................................................
















BAB II
Isi
a.  Apakah wirausaha dilahirkan atau di didik atau dilatih ?

Wirausaha merupakan suatu peluang bisnis menciptakan ide-ide baru  dalam menghadapi resiko dan ketidakpastian dengan tujuan mencapai keuntungan. Saat ini sudah ada beberapa masyarakat yang beralih profesi menjadi wirausahawan. Hal ini disebabkan karena masyarakat sudah mampu menciptakan suatu ide yang inovatif baik dalam menghasilkan produk maupun jasa. Ide tersebut bisa didapat dengan belajar dari pengalaman sampai mengkhayal ide-ide gila (yang tidak masuk akal). Mereka yang memiliki  jiwa entrepreneurship berani mencoba dan menjalankan usaha yang belum ada maupun yang sudah ada di pasaran meskipun resiko kegagalan selalu membayang-bayangi.
Wirausaha yang dilahirkan memiliki ide-ide inovatif yang mampu menyaingi usaha-usaha  yang lebih dulu ada dipasaran. Wirausahawan cenderung otodidak dalam memperoleh ilmu-ilmu kewirausahaan. Namun wirausaha yang dilahirkan akan mengalami resiko yang lebih berat. Hal ini karena usaha mereka belum ada/dijual di pasaran. Mereka harus siap mengalami kegagalan apabila usahanya tidak berjalan dengan  apa yang diharapakan(bangkrut). Tetapi apabila usaha mereka behasil, mereka akan mendapatkan kesuksesan yang diharapakan.

wirausaha yang dilatih terlebih dahulu, lebih memahami dan mengerti tentang ilmu kewirausahaan. Mereka lebih tahu hal-hal apa saja yang seharusnya dilakukan dalam berwirausaha agar usahanya dapat berjalan sesuai yang dilaksanakan. Hal itu dapat membatasi ide-ide yang ingin dilakukan/dilaksanakan. Mereka akan memerlukan waktu untuk menentukan usaha apa yagi ingin dijalankan. Namun tingkat resiko yang dialami akan lebih sedikit.

Jadi, keduanya mempunyai keunggulan tersendiri yang dapat mempengaruhi jalannya usaha, baik wirausaha yang dilahirkan atau dilatih. 



BAB III
Penutup
Jadi kesimpulannya wirausaha itu dapat dilatih dan di didik. Bukan hanya dilahirkan.


Jumat, 23 September 2011

MEMBUAT DAN MEMBACA DENAH


MEMBUAT DAN MEMBACA DENAH

Denah dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui informasi atau tempat atau peristiwa.
Untuk membaca atau mendeskripsikan denah di perlukan beberapa petunjuk pembantu, seperti :
a.     Arah mata angin
b.     Keterangan berupa angka – angka
c.      Tempat – tempat yang mudah di kenal atau di ketahui

URUTAN SURAT RESMI


URUTAN SURAT RESMI

1.                 Kepala surat
2.                 Tanggal pembuatan
3.                 Nomor surat yang di keluarkan
4.                 Perihal
5.                 Alamat yang di tuju
6.                 Salam pembuka
7.                 Isi surat
a.                 Kalimat pembuka
b.                 Isi
c.                  Kalimat penutu[
8.                 Salam penutup
9.                 Tanda tangan
10.            Tembusan